Makassar, Indonesia merupakan negara agraris, beberapa wilayah di Indonesia merupakan lumbung pangan, namun berdasarkan indeks ketahanan global berdasarkan data pada tahun 2019 Indonesia masih berada di peringkat 71 dari 113 negara yang diobservasi dan di tahun 2020 alami peningkatan ke peringkat 62. Ada sejumlah kabupaten/kota yang rentan rawan pangan pada tahun 2019 menjadi 70 Kabupaten/Kota tahun 2020. Hal ini menunjukkan dengan kebijakan anggaran yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah pangan tidak signifikan dengan tujuan kebijakan pangan. Hal yang sama Provinsi Sulawesi selatan dikenal sebagai salah satu lumbung pangan nasional, tetapi mengutip data BPS tahun 2020 tingkat kemiskinan masih cukup tinggi yaitu 8,99 persen
Pandemic Covid-19 salah satu kondisi dengan ketidakpastian dan kerumitan. Suatu trend yang mengubah dunia, mengubah tata kelola pemerintahan. Pandemik ini memengaruhi domain negara, industry, lembaga, organisasi, bahkan masyarakat dengan cara heterogen. Sehingga masalah pangan di tengah pandemic di negara maju dan berkembang menjadi masalah nyata dan berat, menyebabkan penderitaan bagi masyarakat dan kerugian ekonomi yang signifikan bagi negara
Fakta tersebut mengindikasikan bahwa implementasi kebijakan pangan menghadapi masalah yang kompleks yang berpengaruh terhadap kinerja kebijakan dan tingkat kemiskinan masyarakat, sehingga pemerintah tidak bisa lagi menjadi aktor tunggal untuk menyelesaikan masalah tersebut, pemerintah perlu membangun networking, sinergitas kepada para pemangku kepentingan, baik secara lembaga, individu maupun organisasi.
Melihat kondisi tersebut tim peneliti diketuai oleh Dr. Rulinawaty, S.Sos., M.Si (Universitas Terbuka), Dr.E. Andriyansah, S.E., M.M (Universitas Terbuka), Prof. Dr. Alwi, M.Si (Universitas Hasanuddin), Mawardi, S.E dan Rusliadi turun lapangan melakukan wawancara guna mendapatkan informai dan data guna kajian ilmiah.
Saat wawancara dengan Lurah Terang-terang Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba Andi Mappijeppu, S.Sos., MM Selasa (03/08/21) dikantornya menyambut baik kehadiran cendikia perguruan tinggi untuk mengkaji berbagai sendi kehidupan khususnya masalah pangan di desa yang pimpinanya. “Kami berharap ada kajian ilmiah dan implikasinya, untuk membangun desa kami” Harap Lurah yang berperawakan energik.
Ketua peniliti menyebutkan bahwa Salah satu fenomena menarik saat ini yang paling banyak menyita perhatian dalam public governance network mengenai masalah-masalah publik yang kompleks, sehingga pemerintah perlu menciptakan networking, sinergitas antara para aktor kebijakan untuk menyelesaikan masalah-masalah publik yang kompleks yang tentu saja berpengaruh pada kinerja kebijakan dan tingkat kemiskinan masyarakat” Jelas Ruly mengenai urgen penelitian tersebut dilaksanakan yang merupakan dosen pada bidang Administrasi Publik.
Kajian ilmiah tersebut didesain dalam penelitian pengembangan dan Inovasi (PPI) yang akan di teliti adalah: Tahun Pertama (2021) Fokus tujuan penelitian pada kelayakan industry pada aspek pertanian berkelanjutan food governance network dalam jaringan implementasi kebijakan ketahanan pangan di Provinsi Sulawesi Selatan. Tahun Kedua (2022) Fokus tujuan penelitian feasibility study pemerintah membangun networking atau sinergitas dengan para aktor kebijakan dalam food governance network di Provinsi Sulawesi Selatan. Tahun ketiga (2023) Fokus penelitian membangun model business plan pemerintahan lokal dalam food governance network dalam jaringan implementasi kebijakan pangan di Provinsi Sulawesi Selatan.
Dosen pada bidang abministarasi Publik Dr. Rulinawaty, S.Sos., M.Si profesi lainnya adalah sebagai Penulis buku, diantara judul buku yang diterbitkannya berjudul Resources sharing: aktor publik, jaringan kebijakan dan perubahan kebijakan. Terkait dengan tema penelitian Public governance network merupakan perspektif baru dalam manajemen dan kebijakan publik untuk mengatasi kompleksitas dan ketidakpastian dalam penyelesaian masalah good governance dan publik goods terebut, sehingga diperlukan strategi atau model yang tepat untuk mengatasinya.Posisi penelitian ini akan fokus pada “local food governance network dalam rangka membangun model business plan kebijakan ketahanan pangan” semoga hasil olahan datanya nanti tepat dan bermanfaat harapnya.
Hal yang sejalan dengan penelitian Ruly panggilan akrabnya merupakan Perempuan berdarah Bugis-Makassar yang sekarang bermukim di Jakarta ini menyebutkan bahwa dirinya sedang mananti terbitnya hasil penelitian tentang Regiocentric Agility yang merupakan kebaharuan atau novelty yang ditemukannya tersebut publis pada jurnal internasional bereputasi yang diakui oleh Penilai Angka Kredit (PAK) Kemendikbud. “Mohon doanya semoga segera publis” pintanya.
Kamis, 5 Agustus 2021 01:35
Sumber: https://makassar.tribunnews.com/2021/08/05/dosen-ut-dan-unhas-riset-di-bulukumba-teliti-penyebab-sulsel-lumbung-pangan-tapi-kemiskinan-tinggi
Short URL: https://bit.ly/ruly_2